Jumat, 15 Januari 2021

Biografi K.H Fadlurrahman Zaini B.A |Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyin

Hangatnya daerah subur dekat dengan pantai membuat suasana tampak asri. Bunyi-bunyian nadzom Andzimatul Bayan dan Amtsilatut Tashrifiyyah yang diuntai para santri membuat siapa yang mendengar akan tenggelam oleh semangat khas santri. Beginilah, suasana setiap pagi di Pondok Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyin. Hembusan angin yang sangat kuat menerjang pohon-pohon nyiur dan menguatkan hati santri yang masih dilanda gundah gulana tentang kehidupan.Namun, tenang saja, disana santri sudah di gembleng dengan sang maha guru mengenai tatacara menuntut ilmu itu. Murid yang kenyang oleh kesederhanaan yang diajar oleh sang Kyai. 

Kyai tersebut adalah Kyai Fadlurrahman Zaini atau yang lebih dikenal Kyai Fadhol, nama itu merupakan sapaan akrab masyarakat kepada K.H Fadllurrahman Zaini. Beliau dikenal sebagai mursyid tarekat Naqsyabandiyah. Sekarang beliau tinggal di jl. Kyai Hj Agus Salim. Tepatnya di Pondok Pesantren Nurul Abror Al Robbaniyyin atau yang lebih di kenal dengan ombol oleh penduduk sekitar. Karena terletak didusun ombol desa Alasbuluh Wongsorejo Banyuwangi. Didusun ini pula terdapat Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan nama C.V Almubarakah yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyin.

            Beliau juga terkenal wara’, sangat berhati-hati dalam suatu urusan, termasuk pribadi yang ceria. Tak dapat di pungkiri, bahwa setiap harinya banyak tamu yang mengunjungi dhalem(1) beliau.  Entah itu ingin menanyakan suatu masalah hingga masyarakat atau hanya sekedar ingin sowan mengharap barakah dari Ulama’ ujung pulau jawa itu. Dari kesederhanaannya, bias dilihat bahwa be.iau termasuk Kyai karismatik yang bersahaja.

K.H Fadlurrahman Zaini B.A


            Jika dilihat dari nasab, beliau merupakan putera ke-4 dari pasangan K.H Zaini Mun’im bersama Nyai Nafi’ah, yang mana Kyai Zaini adalah pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, beliau (Kyai ZAini-red) lahir di Madura tepatnya di desa Galis Pamekasan Madura. Nama kecil Kyai Zaini adalah Abdul Mughni. Sejak kelahirannya masyarakat Galis berharap banyak pada dirinya. Sebab dalam tubuhnya telah tergabung Antara darah bansawan dan darah Ulama yang mempunyai komitmen pada ajaran agama islam, baik dari Ayahanda maupun Ibundanya. Lebih-lebih jika diruntut, silsilahnya sampai kepada rasulullah SAW melalui bindere saud (Bendoro Saud).

Berikut nama-nama putera Alm.Kyai Zaini Mun’im diurut mulai dari yang paling sepuh, sengaja tidak saya sebutkan gelar dibelakang namanya. Memang buat apa gelar?

  1.   Alm. K.H Moh Hasyim Zaini
  2. Alm. K.H Abdul Wahid Zaini.
  3.  Ny Hj Aisyah Zaini
  4.  K.H Fadlurrahman Zaini
  5.   K.H Zuhri Zaini
  6.  Alm. K.H Abdul Haq Zaini
  7.   Alm. K.H Nur Chotim Zaini.

Dari sini nampaklah bahwa dari ketujuh putera-puteri Kyai Zaini yang masih meneruskan perjuangan agama islam adalah Kyai Fadhol (pengasuh Pondok Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyyin, Banyuwangi), Kyai Zuhri (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton Probolinggo), dan Ny Isa. sapaan akrab Ny Aisyah-red. (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid wilayah fatimatuz Az-Zahra) atau yang biasa disebut dhalem selatan.

Beliau, Kyai Fadhol menikah dengan Ny Hasibiyah dan sampai sekarang tinggal bersama di kediamannya di Banyuwangi. Beliau di karuniai 3 orang putera dan 1 puteri. Mereka adalah:

  1.    Kyai Abdul Majid.
  2.    Kyai Indi Ainullah.
  3.   Kyai Abdul Lathuf.
  4.    Ny. Sholehah Mahdiyah.

Beliau juga memiliki keperibadian yang super sabar dan sangat murah senyum, namun meski begitu Kyai fadhol merupak sosok yang sangat tegas dalam memegang prinsip juga dalam hal mengajar. Berbicara hal ajar mengajar. Kebiasaan beliau adalah mementingkan mengajar tauhid ketimbang mengutamakan ilmu dunia. Setiap kali mengajar, selalu saja, pengenalan kepada sang Kholiq yang beliau tanamkan dihati para santrinya. Tidak muluk ilmu dunia yang terus menerus diajarkan, melainkan pembentukan akhlaq yang baik. Baik itudari segi vertikal, dari makhluk kepada Tuhannya (hablumminallah) maupun horizontal, hubungan manusia kepada sesama (hablumminannas).

Sekarang, beliau tetap menjalani kegiatan rutinnya setiap sore mengajar santri-santrinya kitab kuning di Mushalla putera. Nah, disinilah ilmu beliau dituangkan kedalam hati santri-santrinya.

Semoga kita mendapatkan barakah dari beliau. Aamiin,,


#sebagian isi disadur dari buku Selayang Pandang Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid


 

  

1 komentar:

Pengamalan Trilogi Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid

Bagaimana aku menjalani hidup, prinsipku sederhana. amalkan trilogi. cukup. ini yang sering dijelaskan oleh guru agamaku di asrama. trilogi ...