Selasa, 29 Desember 2020

Bercanda Bersama laki-Laki Beda Mahrom

diamnya seseorang diantara ghibahan temannya adalah....

Jangan kau bayangkan ini adalah perkara yang di lebih-lebihkan. Aku tidak akan membahas itu sekarang. Ini hanya masalah remeh temeh yang sering terjadi di sekeliling kita. Disini, aku tidak bisa menghakimi, juga tidak biasa dengan urusan hakim menghakimi itu bisa menghasilkan kesimpulan benar atau salah. Namun yang ku tahu, Percakapan ‘tanpa arti’ beda mahrom adalah hal yang dilarang agama. Ah, aku terlalu agamis yaa.  Tenang, aku pun tidak mau memaksamu dalam sebuah pilihan yang akan ku berikan.

Kamu tetap dijalanmu, senang bercanda ria bersama para lelaki itu atau mengikuti menjaga diri? Itu sepenuhnya ada di tanganmu. Aku hanya mengajakmu berhati-hati.

Nyatanya tidak kok. Ini hanya sebuah perbincangan sederhana antara aku bersama teman-temanku beserta dia juga teman laki-lakinya. Ucapmu. Ia, ku tahu itu. Bahwa disana, hanya ada percakapan penghilang kejenuhan di sela-sela padatnya kegiatan.

Dan aku yakin, kamupun lebih tahu konsekuensi dari semua perbincangan 2 jam saat dilihat dari kacamata agama. Kau lebih pintar dariku. Juga mengenai hadis-hadis yang sering kau dengar.

Di dunia ini, godaan yang menimpa kita bisa melewati 2 jalan. Pintu syubhat dan pintu syahwat. Pintu syubhat atau kerancuan pemahaman merupakan jeratan maut yang banyak memakan korban. Sedangkan  pintu ke dua yang tak kalah dahsyatnya pintu syahwat atau bujukan hawa nafsu yang juga telah banyak memakan banyak mangsa. Dengan rayuan inilah setan menjajah keinginan dan kecintaan kita sehingga saking parahnya ada yang sampai menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannnya.


Itu hanya sebuah percakapan biasa. Sebagai penghiang rasa bosan saat aku lelah di tempat tugas. Elakmu. Dari sini, seandainya aku berada disana. Aku akan diam memperhatikan gelak tawa riang memenuhi ruangan. Sudah, aku biarkan dulu. Mungkin suatu saat, jika kamu membaca tulisan ini. Kamu akan mengerti kenapa aku diam saja sepanjang kamu tertawa.

Kita semua tahu, agama melarang itu. ‘Percakapan tanpa arti’ Antara 2 manusia beda mahrom.

Bagaimana, itu hanya sebuah urusan harga-menghargai sesorang saja. Tidak lebih dan tidak kurang. Elakmu lagi. Oh, iya. Itu juga sudah tertulis dalam kitab suci kita.

Tinggalkanlah kebiasaan buruk itu teman.karena bercanda dengan laki-laki itu akan banyak mengundang campur tangan setan. Jangalah kau tetipu bujuk rayu setan yang mengatakan.

“Ah, kalian kan sekedar teman, Masa’ berteman saja dilarang”

Namun, bukankah kamu juga tahu. Bahwa setan lebih cerdik dari manusia?

Aku lupa lagi. Kamu lebih pintar daripada diriku. Aku Cuma mau menyampaikan teori yang dulu guru masa kecilku ajarkan. Kita dilarang, dan seharusnya menjaga aurat kita dari laki-laki. Eh, suara juga termasuk aurat, bukan. Namun, saat aku lihat kembali, sudah tak ada lagi aurat di Antara kalian. Maksudku suara ini.

Tunggu, tunggu. Bagaimana kalau temanmu itu diam-diam menikmati suara dan senyummu. Kamu pasti lebih paham dari pada diriku lah.

Bahwasanya laki-laki senang bila melihat wanita itu tak dapat dipungkiri. Kita kaum hawa juga begitu. Namun, ayolah kita sebagai bibit muda  penegak islam juga yang sudah di gembleng sehari semalam oleh didikan Kyai-Kyai. Ilmunya sudah punya, teori sudah hafal diluar kepala. Tapi iya itu. Aku juga paham. Kala setan sudah bergerak, kita lupa sama Allah. Bahwasanya kita di beri akal untuk berfikir.

“Apakah kamu tidak berfikir?”

Begitu cara tuhan menegur kita. Dengan pertanyaan. Namun lebih sebagai pertanyaan untuk memojokkan sih,,,

, Kalau kita suka orang misal. Agama mengaturnya kok. Tenang, nanti aku bacakan cerita Siti Zulaikha bersama Nabi Yusuf. Meski kita sama-sama tahu. Awalnya si cewek adalah seorang cewek yang ngga benar. Anggap saja begitu, kalau semisal ada Siti Zulaikha zaman sekarang. Namun yang ada Zulaikha sekarang kayak seperti ngga menjaga dirinya dari laki-laki. Namun, si cewek lama-lama sadar. Dia bertaubat pada Penciptanya.  Dan, akhirnya. Happy Ending. Zulaikha bahagia bersama Nabi Yusuf. The and…

Kalau zaman sekarang sulit mah, ini zaman milenial? Semua bakal booring kalau ngga ada cowok sebagai penghibur.

Aish, Ketahuilah bahwa Allah dan Rosul-Nya telah memerintahkanmu untuk taat dan patuh kepada Nabi, bukan kepada syaithan.

Semoga kita mengamalkan. okee

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengamalan Trilogi Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid

Bagaimana aku menjalani hidup, prinsipku sederhana. amalkan trilogi. cukup. ini yang sering dijelaskan oleh guru agamaku di asrama. trilogi ...