Jangan
kau bayangkan ini adalah perkara yang di lebih-lebihkan. Aku tidak akan
membahas itu sekarang. Ini hanya masalah remeh temeh yang sering terjadi di
sekeliling kita. Disini, aku tidak bisa menghakimi, juga tidak biasa dengan
urusan hakim menghakimi itu bisa menghasilkan kesimpulan benar atau salah.
Namun yang ku tahu, Percakapan ‘tanpa arti’ beda mahrom adalah hal yang
dilarang agama. Ah, aku terlalu agamis yaa.
Tenang, aku pun tidak mau memaksamu dalam sebuah pilihan yang akan ku
berikan.
Kamu
tetap dijalanmu, senang bercanda ria bersama para lelaki itu atau mengikuti
menjaga diri? Itu sepenuhnya ada di tanganmu. Aku hanya mengajakmu berhati-hati.
Nyatanya
tidak kok. Ini hanya sebuah perbincangan sederhana antara aku bersama teman-temanku
beserta dia juga teman laki-lakinya. Ucapmu. Ia, ku tahu itu. Bahwa disana,
hanya ada percakapan penghilang kejenuhan di sela-sela padatnya kegiatan.
Dan
aku yakin, kamupun lebih tahu konsekuensi dari semua perbincangan 2 jam saat
dilihat dari kacamata agama. Kau lebih pintar dariku. Juga mengenai hadis-hadis
yang sering kau dengar.
Di
dunia ini, godaan yang menimpa kita bisa melewati 2 jalan. Pintu syubhat dan
pintu syahwat. Pintu syubhat atau kerancuan pemahaman merupakan jeratan maut
yang banyak memakan korban. Sedangkan pintu ke dua yang tak kalah dahsyatnya pintu
syahwat atau bujukan hawa nafsu yang juga telah banyak memakan banyak mangsa. Dengan
rayuan inilah setan menjajah keinginan dan kecintaan kita sehingga saking
parahnya ada yang sampai menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannnya.
Itu
hanya sebuah percakapan biasa. Sebagai penghiang rasa bosan saat aku lelah di
tempat tugas. Elakmu. Dari sini, seandainya aku berada disana. Aku akan diam memperhatikan
gelak tawa riang memenuhi ruangan. Sudah, aku biarkan dulu. Mungkin suatu saat,
jika kamu membaca tulisan ini. Kamu akan mengerti kenapa aku diam saja
sepanjang kamu tertawa.
Kita
semua tahu, agama melarang itu. ‘Percakapan tanpa arti’ Antara 2 manusia beda
mahrom.
Bagaimana,
itu hanya sebuah urusan harga-menghargai sesorang saja. Tidak lebih dan tidak
kurang. Elakmu lagi. Oh, iya. Itu juga sudah tertulis dalam kitab suci kita.
Tinggalkanlah
kebiasaan buruk itu teman.karena bercanda dengan laki-laki itu akan banyak
mengundang campur tangan setan. Jangalah kau tetipu bujuk rayu setan yang
mengatakan.
“Ah, kalian kan sekedar teman, Masa’
berteman saja dilarang”
Namun,
bukankah kamu juga tahu. Bahwa setan lebih cerdik dari manusia?
Aku
lupa lagi. Kamu lebih pintar daripada diriku. Aku Cuma mau menyampaikan teori
yang dulu guru masa kecilku ajarkan. Kita dilarang, dan seharusnya menjaga
aurat kita dari laki-laki. Eh, suara juga termasuk aurat, bukan. Namun, saat
aku lihat kembali, sudah tak ada lagi aurat di Antara kalian. Maksudku suara
ini.
Tunggu,
tunggu. Bagaimana kalau temanmu itu diam-diam menikmati suara dan senyummu.
Kamu pasti lebih paham dari pada diriku lah.
Bahwasanya
laki-laki senang bila melihat wanita itu tak dapat dipungkiri. Kita kaum hawa
juga begitu. Namun, ayolah kita sebagai bibit muda penegak islam juga yang sudah di gembleng
sehari semalam oleh didikan Kyai-Kyai. Ilmunya sudah punya, teori sudah hafal
diluar kepala. Tapi iya itu. Aku juga paham. Kala setan sudah bergerak, kita
lupa sama Allah. Bahwasanya kita di beri akal untuk berfikir.
“Apakah kamu tidak berfikir?”
Begitu
cara tuhan menegur kita. Dengan pertanyaan. Namun lebih sebagai pertanyaan
untuk memojokkan sih,,,
,
Kalau kita suka orang misal. Agama mengaturnya kok. Tenang, nanti aku bacakan
cerita Siti Zulaikha bersama Nabi Yusuf. Meski kita sama-sama tahu. Awalnya si
cewek adalah seorang cewek yang ngga
benar. Anggap saja begitu, kalau semisal ada Siti Zulaikha zaman sekarang.
Namun yang ada Zulaikha sekarang kayak seperti ngga menjaga dirinya dari
laki-laki. Namun, si cewek lama-lama sadar. Dia bertaubat pada
Penciptanya. Dan, akhirnya. Happy Ending. Zulaikha bahagia bersama
Nabi Yusuf. The and…
Kalau zaman sekarang sulit mah, ini
zaman milenial? Semua bakal booring kalau ngga ada cowok sebagai penghibur.
Aish,
Ketahuilah bahwa Allah dan Rosul-Nya telah
memerintahkanmu untuk taat dan patuh kepada Nabi, bukan kepada syaithan.
Semoga kita mengamalkan. okee