Rabu, 27 Januari 2021

kunjungi santriendo.blogspot.com



Kata yang pantas bagi jiwa yang rapuh untuk memotivasi Diri

Bagaimana hakikat dosa manusia, akankah dapat diserasikan dengan sifat alaminya yang tak bisa luput dari salah

Pada artikel ini, kita akan membahas sedikit tentang bagaimana menggapai mimpi. Bukan mimpi dalam artian bunga tidur, melainkan mimpi bagaimana kita mempresentasikan semua yang telah dibangun kemudian hari.

kisah shadaqah mendatangkan ridha Allah

Bismillah,,

Mimpi berbeda jauh dengan angan-angan. Jangan sampai di salah artikan. Mimpi atau harapan merupakan subuah keinginan, cita-cita yang di akselerasikan bagaimana terjadinya. Kita berusaha dari sekarang, mulai dari prosesnya sampai nanti ketika sampai titik puncak akan menggapainya. Semuanya tidak ada yang disepelekan. Tidak ada peristiwa yang dianggap cuma-Cuma. Segnap pikiran dan usaha dimaksimalkan untuk itu.

Sedang Angan-angan adalah sebuah khayalan yang tak diniatkan bagaimana terjadinya. Kita sering nih, menghayal pengin jadi raja bisnis dengan beli saham di perusahaan A terus lanjut ke perusahaan lain, kuliah di Universitas favorit dalam atau luar negeri, atau bisa juga pengin naik haji plus bareng keluarga, atau ada diantara kita yang pengen jadi kayawan di sebuah perusahaan lebih-lebih jadi bosnya.



Rumusnya:

Kalau kita anggep semua itu Cuma angan-angan yang ga bakal di bisa di capai.

Kita akan stag disitu-situ aja. Tidak ada pergerakan dalam hidup. Berjalan ditempat yang sama.

Semua tergantung sikap dan mindset kita. Saat pikiran berkata kepada otak bahwa mimpi tersebut  merupakan hal yang sulit dan sukar terjadi, semua akan membeku dalam otak. Tidak akan keluar melalui ucapan apalagi tingkah dan action kita. Kita akan sibuk dengan segala pikiran yang kemungkinan terjadi. Hingga dibuatnya pusing.

Belum masuk pada tahap proses sudah merasakan kegalauan yang luar biasa. Takut untuk melangkah. Ragu akan semua konsekuensinya hingga kita stag pada fase tersebut.

Lalu bagaimana? Semuanya akan berakhir semu dititik ini. Terbuang semua dengan segala kekhawatiran. Stop di kehidupan yang itu-itu aja. Tidak perlu jadi pemimpi besar kalau kita anggep itu ketinggian.

Lalu bagaimana menyikapi mimpi tersebut?

Semua berawal dari dalam diri. Bagaimana menyikapi semua mimpi-mimpi itu?. Kalau dari bagian dalam saja sudah ragu, bagaimana untuk menggerakkan bagian luar?? Bagimana kita akan meyakinkan tangan, kaki dan pikiran kita untuk bekerja sama. Padahal kalau dilihat, kita adalah makhluk sempurna yang sudah sengaja diciptakan dan untuk menjadi khalifah di bumi Allah ini. kisah shadaqah yang mendatangkan barakah. investasi dunia tunai di akhirat

Pertama. Ucapkan mimpi itu dari dalam hati, tanamkan dengan penuh keyakinan, jangan sampai ada satu katapun melesat dari saraf meragukan apa yang diucap pikiran. Lanjut, kita berdoa kepada Allah seyakin yakinnya dan yang terpenting tidak usah ragu. Because. Allah bakal memberi apa yang kita Pinta. Perjaya Aja.

Yang kedua, mari lontarkan impian kita pada makhluk. Ucapkan pada semua kawan kita. Yakinkan mereka akan semua impiam kita. Tidak hanya manusia. Tanamkan pada diri, hati dan pikiran untuk terus menyebut mimpi tersebut berulang-ulang. Karena apa? Alam yang mendengar itu akan merespon, bumi yang mendengar akan turut menyumbangkan energinya. Tumbuhan akan senantiasa mendoakan kita. Malaikatpun yan mendengar tidak akan luput mengamini ucapan kita.

Ada sebuah cerita,

seorang pemuda desa miskin yang semasa hidupnya tidak pernah keluar dari sebuah desa, tidak tahu bagaimana kehidupan di kota yang super sibuk dan yang pasti si pemuda tersebut sangatlah tertinggal informasi. Disebutkan pula, si pemuda tadi tidak memiliki pekerjaan yang tepat, peternakan, sawah atau hal lain yang bisa dijadikan sumber penghasilan. Semuanya sangat minim. Kalau semisal, di kecamata Paiton, Probolinggo sumber penghasilan utama para petani dari tumbuhan tembakau. Pemuda tadi tidak punya sepetak tanahpun, semisal juga kalau di Bandung rata-rata penduduknya memerah susu sapi, maka dia tidak punya satupun sapi untu diperah. Atay jika di Jakarta yang rata-rata disana adalah para pembisnis, pemuda tadi tdak ada satupun usaa yang dijalankan.

Suatu ketika, dia berkeinginan untuk naik haji bersama dengan seluruh keluarganya. Tidak dengan pinjaman ataupun mendapatkan dari hal-hal yang tidak diridhoi Tuhan.

Pertanyaannya?

Kira-kira keinginan si pemuda tadi harapan atau bukan, mimpin atau bukan, harapan atau bukan?

Juga saat dilihat dari data fakta, dan logika pemuda tersebut ga bakal bisa naik Haji.

Iya. Namun, keinginan yang bukan mimpi itu seperti apa?

Contoh nih, kita yang sudah diberi kesehatan oleh Allah, sudah jarang sakit dan alhamdlillah kita selalu diberi kecukupan oleh Allah. bukan kelebihan. Terus pengen makan-makan enak dan jalan-jalan disekitar gang.

Tentu saja hal ini bukan mimpi, ga usah menyebut dan berdoa kalau akan terjadi setelahnya. Dengan hitungan detikpun kita akan sampai pada tempat yang dituju.

Jadi intinya, apapun yang kita impikan, harapkan, sangat dinanti terjadinya tidak perlu ada pertanyaan siapa yang akan mengabulkan, dengan apa, bagaimana caranya, dan kapan?

so, serahkan semuanya pada Allah, tidak pelu lagi ada pertanyaan.

“Ya Allah, tunjukkan kami kepada jalan yang lurus”

 Baca Juga:

  • kata Motivasi Untuk Kehidupan yang terasa ambyar
  • Dosa, Ujian dan Teguran, Bagaimana Menanggapinya?
  • 3 komentar:

    1. Mantap bro artikelnya. Trs semangat ya, karena ini sangat bermanfaat.

      BalasHapus
    2. Mantap bro artikelnya. Trs semangat ya, karena ini sangat bermanfaat.

      BalasHapus

    Pengamalan Trilogi Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid

    Bagaimana aku menjalani hidup, prinsipku sederhana. amalkan trilogi. cukup. ini yang sering dijelaskan oleh guru agamaku di asrama. trilogi ...