Nah, di artikel kali ini kami akan membahas toleransi dan shadaqoh kisah Bahrom Al-Majusi. Namun, siapakah Bahrom Penyembah Api itu, dan bagaimana kisah Bahrom hingga Rasul Menitipkan salam padanya?
simak artikel berikut! kata-kata motivasi saat kita merasa galau dan pikiran serta hati tidak nyaman disini
Hkayat-Barhom Al Majusi- Suatu ketika Abdullah bin Mubarak mempunyai suatu hajat hingga bermalam di rumah Ismail, yang kebetulan rumahnya dekat dengan ka’bah. Saat Abdullah tidur, dia bermimpi bertemu Rasulullah S.A.W dan Rasul bersabda:
“ketika
kamu pulang ke Bagdad, maka datangilah desa ini, kemudian carilah seseorang
yang bernama Bahrom al Majusi dan katakanan padanya dariku bahwa Bahrom Ridho
atas dirinya”
Hadis Keutamaan Bershadaqah |
Maka,
dengan segala kegemetarannya, Abdullah bangun dari tidurnya. Dia berprasangka
mungkin mimpi itu datang dari syetan.
Lahaulawalquwwataillabillah. Maka
bergegaslah Abdullah untuk berwudlu, shalat lalu kemudian Thawaf di Ka’bah.
Lalu, si Abdullah melanjutkan tidurnya dan bermimpi seperti ini lagi sampai 3
kali. Dengan itu, maka yakinlah Abdullah bahwa ynag dimimpinya benar-benar
Rasulullah. Sang pembawa kebenaran.
Maka, setelah selesai keperluan Abdullah
di sana. Pulanglah dia ke Baghdad untuk mencari rumah Bahrom Al Majusi. Dann
taraaa, akhirnya Abdullah bertemu dengan seorang kakek tua,yang tak lain dia adalah Bahrom si penyembah api,
dan dimulailah percakapan keduanya dengan sebuah pertanyaan
agar Abdullah mengetahui amal apa yang membuat Rasul menitipkan salam kepadannya.
“Apakah
engkau Bahrom si penyembah Api?”
“Oh,
benar”
“Apkah
kamu memiliki perbuatan baik?”
“saya
meminjamkan hutang kepada orang, tapi saya memintanya lebih” renternir” :)
inilah amal baik saya.
“Ini
Haram” dalam agamaku. Ko bisa Rasul
menitipkan salam padamu? “Apakah ada yang lain Bahrom?”
“Oh,
iya ada. Aku mempinyai 4 puteri dan 4 putera. Maka aku kawinkan 4 puteriku
dengan 4 puteraku dengan pesta yang besar”
“Wah,
ini Haram Pak Bahrom”
“Apakah
ada lagi?”
“MM,
begini, saya mempunyai seorang puteri yang sangat cantik dan aku tidak
menemukan laki-laki yang cocok baginya untuk dijadikan suami, maka saya nikahi
anak perempuanku sendiri. Dan saya membuat peseta yang sangat besar dan aku
mengundang lebih dari 1000 orang majusi untuk menghadiri pernikahan kami”
“Lha,
ini haram Pak Bahrom. Apakah ada perbuatan lain?”
“Iya,
ada. Suatu malam, ketika aku akan mengumpuli anakku. Datanglah seorang wanita
muslimah, dia pemeluk agamamu. Si wanita tersebut menyalakan obor kemudian
memadamkannya lagi. Maka perempuan masuk untuk kedua kali melakukan hal yang
sama sampai ke3 kali, dan aku berprasangka bahwa wanita tadi adalah mata-mata
yang sengaja dikirim untukku, karena penasaran saya ikuti wanita tadi kemanapun
dia pergi. Dan wanita tersebut masuk ke dalam rumahnya mendatangi
puteri-puterinya.
“Ibu,,apakah
kamu datang membawa Sesuatu yang bisa kami makan. Kami sudah tidak punya tenaga
dan kekuatan untuk bersabar dengan rasa lapar ini?”
Menangislah
aku (Bahrom) kala mendengar tutur kata puteri wanita tersebut.
“Nak,
Ibu malu kepada tuhanku karena bakal meminta sesuatu dari selain dirinya,
lebih-lebih dari musuh Allah. Dia adalah seorang yang beragama majusi.”
“Tatkala
mendengar semua percakapan Ibu dan anaknya. Maka saya pulang ke rumah kemudian
mengambil talam dan aku isi dengan makanan. Lantas aku pergi seorang diri ke
rumah wanita tadi”
Profile Kyai Muh Romzi, menantu Kyai hasan Abdul wafi mengarang shalawat Nahdiyah
“Nah,
ini baru perbuatan baik. Dengarkanlah Bahrom, sesungguhnya kamu memperoleh
kabar gembira.”
Kemudian, diceritakanlah mimpi Abdullah kepada Bahrom.
Asyhaduallailahaillah
wa asyhaduannamuhammadarrasulullha” selesai mengucapkan itu, t er sungkurlah
Bahrom kemudian meniggal seketika itu juga. Maka tidak aku tinggalkan dia
Bahrom sampai benar-benar telah dikuburkan.
Subhanallah, cerita yang benar-benar Luar biasa? Bisakah kita meniru perilaku baik dari Kisah Bahrom, kawan?
(الحديث السادس والعشرون) عن عاءشة رضى الله عنه تعالى عنها قال رسول الله
السخى قريب من الله. قريب من الناس, قريب من الجنة, بعيد من النار. و البخيل بعيد من الله, بعيد من الخلق, بعيد من الجنة, قريب من النار. و الجاخل السخى أحب اى الله تعالى من عالم بخيل قال النبي
السخأ شجرة في الجنة أغصانها متدليات في الدنيا من أخد بغصن منها قا الى الجنة. و البخل السخأ شجرة في النار أغصانها متدليات في الدنيا من أخد بغصن منها قاده الى الجنة
Artinya:
Hadis ini diriwayatkan oleh sayyidah Aisyah r.a
bahwasanya Rasulullah Bersabda:
“Orang yang
dermawan itu dekat kepada Allah S.W.T, dekat dengan manusia, dekat dengan surga
dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang bakhil (pelit) itu jauh dari Allah
S.W.T, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dari neraka. Dan adapun
sifat dermawan itu pohonnya di surga, maka barangsiapa yang mengambil 1 ranting dari sifat dermawan itu, maka ranting
tersebut akan menuntun orang yang mengambilnya ke surga. Sebaliknya, sifat
pelit itu pohonnya di neraka, sedangkan rantingnya banyak bergelantung didunia.
Maka barangsiapa yang mengambil 1 ranting darinya maka ranting tersebut akan
membimbing kita ke neraka.
Subhanallah-.-
Baca Juga:
Beberapa Alasan Wanita Menolak Pria
Menyikapi Perasaan Santriwati kepada Laki-Laki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar