Kata yang pantas bagi jiwa yang rapuh untuk memotivasi Diri
Pada artikel ini, kita akan membahas sedikit tentang bagaimana menggapai mimpi. Bukan mimpi dalam artian bunga tidur, melainkan mimpi bagaimana kita mempresentasikan semua yang telah dibangun kemudian hari.
kisah shadaqah mendatangkan ridha Allah
Bismillah,,
Mimpi
berbeda jauh dengan angan-angan. Jangan sampai di salah artikan. Mimpi atau
harapan merupakan subuah keinginan, cita-cita yang di akselerasikan bagaimana
terjadinya. Kita berusaha dari sekarang, mulai dari prosesnya sampai nanti
ketika sampai titik puncak akan menggapainya. Semuanya tidak ada yang
disepelekan. Tidak ada peristiwa yang dianggap cuma-Cuma. Segnap pikiran dan
usaha dimaksimalkan untuk itu.
Sedang
Angan-angan adalah sebuah khayalan yang tak diniatkan bagaimana terjadinya.
Kita sering nih, menghayal pengin jadi raja bisnis dengan beli saham di
perusahaan A terus lanjut ke perusahaan lain, kuliah di Universitas favorit
dalam atau luar negeri, atau bisa juga pengin naik haji plus bareng keluarga,
atau ada diantara kita yang pengen jadi kayawan di sebuah perusahaan lebih-lebih
jadi bosnya.
Rumusnya:
Kalau kita anggep semua itu Cuma
angan-angan yang ga bakal di bisa di capai.
Kita
akan stag disitu-situ aja. Tidak ada pergerakan dalam hidup. Berjalan ditempat
yang sama.
Semua
tergantung sikap dan mindset kita. Saat pikiran berkata kepada otak bahwa mimpi
tersebut merupakan hal yang sulit dan sukar
terjadi, semua akan membeku dalam otak. Tidak akan keluar melalui ucapan
apalagi tingkah dan action kita. Kita akan sibuk dengan segala pikiran yang
kemungkinan terjadi. Hingga dibuatnya pusing.
Belum
masuk pada tahap proses sudah merasakan kegalauan yang luar biasa. Takut untuk
melangkah. Ragu akan semua konsekuensinya hingga kita stag pada fase tersebut.
Lalu
bagaimana? Semuanya akan berakhir semu dititik ini. Terbuang semua dengan
segala kekhawatiran. Stop di kehidupan yang itu-itu aja. Tidak perlu jadi
pemimpi besar kalau kita anggep itu ketinggian.
Lalu
bagaimana menyikapi mimpi tersebut?
Semua
berawal dari dalam diri. Bagaimana menyikapi semua mimpi-mimpi itu?. Kalau dari
bagian dalam saja sudah ragu, bagaimana untuk menggerakkan bagian luar??
Bagimana kita akan meyakinkan tangan, kaki dan pikiran kita untuk bekerja sama.
Padahal kalau dilihat, kita adalah makhluk sempurna yang sudah sengaja
diciptakan dan untuk menjadi khalifah di bumi Allah ini. kisah shadaqah yang mendatangkan barakah. investasi dunia tunai di akhirat
Pertama.
Ucapkan mimpi itu dari dalam hati, tanamkan dengan penuh keyakinan, jangan
sampai ada satu katapun melesat dari saraf meragukan apa yang diucap pikiran.
Lanjut, kita berdoa kepada Allah seyakin yakinnya dan yang terpenting tidak
usah ragu. Because. Allah bakal memberi apa yang kita Pinta. Perjaya Aja.
Yang
kedua, mari lontarkan impian kita pada makhluk. Ucapkan pada semua kawan kita.
Yakinkan mereka akan semua impiam kita. Tidak hanya manusia. Tanamkan pada diri,
hati dan pikiran untuk terus menyebut mimpi tersebut berulang-ulang. Karena
apa? Alam yang mendengar itu akan merespon, bumi yang mendengar akan turut menyumbangkan
energinya. Tumbuhan akan senantiasa mendoakan kita. Malaikatpun yan mendengar
tidak akan luput mengamini ucapan kita.
Ada
sebuah cerita,
seorang
pemuda desa miskin yang semasa hidupnya tidak pernah keluar dari sebuah desa,
tidak tahu bagaimana kehidupan di kota yang super sibuk dan yang pasti si
pemuda tersebut sangatlah tertinggal informasi. Disebutkan pula, si pemuda tadi
tidak memiliki pekerjaan yang tepat, peternakan, sawah atau hal lain yang bisa
dijadikan sumber penghasilan. Semuanya sangat minim. Kalau semisal, di kecamata
Paiton, Probolinggo sumber penghasilan utama para petani dari tumbuhan
tembakau. Pemuda tadi tidak punya sepetak tanahpun, semisal juga kalau di
Bandung rata-rata penduduknya memerah susu sapi, maka dia tidak punya satupun
sapi untu diperah. Atay jika di Jakarta yang rata-rata disana adalah para
pembisnis, pemuda tadi tdak ada satupun usaa yang dijalankan.
Suatu
ketika, dia berkeinginan untuk naik haji bersama dengan seluruh keluarganya.
Tidak dengan pinjaman ataupun mendapatkan dari hal-hal yang tidak diridhoi
Tuhan.
Pertanyaannya?
Kira-kira
keinginan si pemuda tadi harapan atau bukan, mimpin atau bukan, harapan atau
bukan?
Juga
saat dilihat dari data fakta, dan logika pemuda tersebut ga bakal bisa naik
Haji.
Iya.
Namun, keinginan yang bukan mimpi itu seperti apa?
Contoh
nih, kita yang sudah diberi kesehatan oleh Allah, sudah jarang sakit dan
alhamdlillah kita selalu diberi kecukupan oleh Allah. bukan kelebihan.
Terus pengen makan-makan enak dan jalan-jalan disekitar gang.
Tentu
saja hal ini bukan mimpi, ga usah menyebut dan berdoa kalau akan terjadi
setelahnya. Dengan hitungan detikpun kita akan sampai pada tempat yang dituju.
Jadi
intinya, apapun yang kita impikan, harapkan, sangat dinanti terjadinya tidak
perlu ada pertanyaan siapa yang akan mengabulkan, dengan apa, bagaimana
caranya, dan kapan?
so,
serahkan semuanya pada Allah, tidak pelu lagi ada pertanyaan.
“Ya
Allah, tunjukkan kami kepada jalan yang lurus”